Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) akhirnya angkat bicara menanggapi ancaman hukum dari pemerintah Brasil terkait kasus wisatawan mereka, Juliana Marins. Pihak Brasil menuding TNGR lalai menangani insiden yang menimpa Juliana saat mendaki Gunung Rinjani bulan lalu.

Juliana Marins, warga negara Brasil, mengalami cedera parah akibat terjatuh saat menuruni jalur pendakian. Tim evakuasi membutuhkan lebih dari delapan jam untuk mengevakuasinya ke fasilitas medis terdekat. Pemerintah Brasil menilai proses evakuasi terlalu lambat dan tidak memenuhi standar keselamatan internasional. Mereka pun mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum internasional jika tidak ada pertanggungjawaban dari otoritas Indonesia, khususnya TNGR.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai TNGR, Arif Suryadi, menyatakan pihaknya telah mengikuti prosedur evakuasi sesuai standar yang berlaku. Ia menegaskan bahwa petugas lapangan bekerja maksimal dalam kondisi cuaca ekstrem dan medan yang sulit. “Kami tidak pernah menelantarkan pendaki. Semua SOP kami jalankan dengan serius,” ujar Arif dalam konferensi pers.

Selain itu, TNGR mengungkapkan bahwa Juliana mendaki melalui jalur resmi dan telah menerima briefing keselamatan sebelum naik. Namun, slot bet kecil  pihaknya mengakui perlunya evaluasi dalam hal kecepatan evakuasi dan koordinasi dengan pihak medis.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian LHK juga mulai menjalin komunikasi diplomatik dengan Brasil untuk meredam ketegangan. Sementara itu, warganet memberikan beragam reaksi, dari yang mendukung TNGR hingga yang mengkritik kesiapan fasilitas wisata petualangan di Indonesia.

Kasus ini menjadi sorotan internasional dan mendorong peningkatan standar keselamatan di kawasan wisata alam Indonesia.

By admin